jum'at 8 April 2011
Sabar dan tingkatannya..
pengertian sabar
kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.
Tingkatan sabar. :
1. Sabar terhadap bencana alam
2. Sabar menahan amarah
3. Sabar terhdap penyakit
4. Sabar untuk selalu taat kepada Allah dan menjauhi segala larangan Allah atau sering disebut dengan sabar ikhtiar..
Sabar terhdap musibah di bagi menjadi 3 :
- Musibah sebagai ujian ( bagi orang – orang yang beriman dan stabil keimanannya )
- Musibah sebagai peringatan ( bagi orang – orang yang masih suka mengerjakan kebaikkan tpi pada sisi lain juga masih melaksanakan keburukkan )
- Musibah sebagai azab ( bagi orang – orang yang sudah mengingkari Allah dan rasulny)
Sabar terhadap amarah dibagi menjadi tiga :
- marah yang dilarang ( marah tanpa ada sebab yang jelas )
- marah yang mubah ( marah yang ada sebab untuk marah )kisahnya pada ali bin husain – yang mana kisahnya : pada suatu saat husain ingin berwdhu dan diminta budaknya untuk mengisi air pada kendi (bahasa jawa ) tapi kendi tersebut goyang dang jatuh mengenai kapala husain, dan hampir saja husain mengeluarkan amarahnya kpada budaknya. Tiba – tiba budaknya berkata bersabaralah dengan amarah, berikan maaflah kepada yang berbuat salah dan yang terakhir itulah sebaik – baiknya muslim.
Kisah yang kedua adalah mengenai ibnu mubarak-seorang ulama yang pada zamannya disebut sebgai penjaga hadist dari hadist2 dhoif. Pada suatu hari beliau mengisi pengajian . tapi dalam forum kajian tersebut ada yang tidak sepakat dan mencerca ibnu mubarok,. Kemudian dengan hati yang tenang ibnu mubarak mengatakan mana dalil dan refrensi punya anda..??kemudian dengan sombongnya buku2 refrensinya di lempar dan ada sudut buku yang mengenai bagian kepala ibnu mubarok dan mngeluarkan darah. Hampir saja ibnu mubarok marah tpi ingat akan hadist yang mengatakan bersabar itu lebih baik maknya di ambil buku – buku yang dilempar tersebut dan dipelajari. Dan setelah dipelajari kemudian dijelaskan kepada orang-orang tersebut dan akhirnya mereka paham bahwa itu Cuma beda pendapat mengenai maslah – masalah kecil saja.
- marah yang baik ( marah yang dianjurkan tetapi hanya dalam masalah agama saja )
marah ini dianjurakan dalam masalah agama. Mislanya agama kita dilecehkan dan Allah, rasul serta al-qur’an dihina maka kita wajib untuk marah karena dengan marah tersebut kita menunjukkan keimanan kita. Dan selemah – lemah iman itu adlah mencegah perbuatan dengan hatinya atau membenci keburukkan tersebut.
Sabar yang paling baik adalah sabar dalam menaati Allah dan meninggalkan larangan Allah.
Contohnya adalah sabar yang diajarkan oleh nabi yusuf..yang menolak permintaan istri sang gubernur mesir untuk berbuat maksiat. Dan ternyata sabar ini lebih baik dari ada sabarnya nabi ayub yang mendeita penyakit selama 18 tahun,.mengapa..??karena sabar ini bukan ketentuan dari Allah tapi ini pilihan dari manusia itu sendiri...sendangkan manusia itu mempnyai sifat yang baik dan buruk...