oleh : Budi Ribut Seniman
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi keluarga maupun Negara yang sangat penting bagi kelangsungan dan mendukung kemajuan suatu keluarga dan Negara. Pendidikan akan menjadi salah satu penentu keberhasilan anggota keluarga. Keluarga yang pendidikannya maju dan sukses, akan maju dan sukses pula dalam kehidupan berkeluarga. Kesuksesan hidup suatu keluarga juga akan menjadi modal dasar kemajuan suatu Negara.
Kemajuan suatu Negara akan banyak ditentukan oleh kemajuan masyarakatnya. Bila pendidikan suatu masyarakat berhasil, akan berhasil pula suatu Negara. Sebaliknya, bila pendidikan suatu masyarakat tidak berhasil, maka juga akan berpengaruh kemajuan suatu Negara. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting dan akan menjadi penentu kemajuan suatu Negara.
Dan salah satu problemtika pendidikan indonesia sejak dahulu hingga sekarang adalah tradisi mencontek dalam mengerjakan ujian baik dikalangan mahasiswa. Mahasiswa yang sejatinya sebagai agent of change dan penerus kepemimpinan bangsa Indonesia kini dihinggapi penyakit “ menyukai “ tradisi yang bernama mencontek.
Mencontek disini dedifiniskn sebagai usaha yang dilakukan mahasiswa untuk mengisi jawaban soal ujian dengan bantuan yang tidak diperbolehkan, baik dilakukan sediri maupun berjamaah guna mendapatkan nilai ujian yang baik.
Beberapa Penyebab mencontek kenapa mahasiswa suka melakukan pekerjaan mencontek, pertama, Tidak paham dengan materi yang diberikan. Tidak semua mahasiswa punya kemampuan yang baik dalam menangkap materi yang diberikan oleh dosen. Ada mahasiwa dengan sekali diberi penjelasan langsung paham tapi ada yang beberapa kali baru paham. Nah solusi untuk ini seharusnya mahasiswa membentuk kelompok belajar, agar pelajaran yang tidak dimengerti dapat dijelaskan oleh teman – temannya yang mengerti. Dan yang paling mendukung untuk kelompok belajar ini biasanya masuk ke dalam HMJ ( Himpunan Mahasiswa Jurusan ).
Kedua, Proses belajar mengajar kurang inovatif. Proses belajar mengajar merupakan sarana untuk mentransfer ilmu kepada mahasiswa. Jika proses belajar kurang menarik dan cenderung monoton maka dapat dipastikan mahasiswa akan mudah bosan dengan cara tersebut. Padahal kekretifitasan dosen sangat barpangaruh pada berhasil atau tidaknya penyampaian materi tersebut. Contoh sederhana yang dilaukukan pendidikan dijepang sebelum mahasiswa mengerjakan Tugas akhir, mahasiswa di ajak jalan – jalan untuk menenangkan pikiran dan mengingat pelajaran yang telah diberikan, begitu kreatifnya para dosen sehingga mahasiswa bersemangat untuk kuliah dan tidak akan protes dengan 75% kehadiran.
Ketiga, Malas belajar. Malas belajar adalah salah satu efek dari budaya hidonisme yang menimpa kebanyakan mahasiswa saat ini, keinginannya hanya untuk bersenang – senang. Dan lupa dengan tujuan awal mula kuliah. Selain karena dampak hedonisme malas belajar juga disebabkan “ terlalu totalitas “ dalam kegiatan kampus sehingga mencurahkan seluruh tenaganya hanya untuk kegiatan kampus, dan ketika ingin belajar sudah malas karena dalam kondisi lelah.
Pertayaan berikutnya lalu adakah solusi untuk menghilangkan tradisi mencontek atau paling tidak mencegah agar tidak menyebar karena mencontek punya efek kerusakkan bagi kemajuan bangsa ini. Kita semua, keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintahan harus membahu – bahu untuk mengatasi problem ini. Salah satu usahanya adalah Teladan dari para pendidik untuk tidak melakukan plagiat sehingga mahasiswnya tidak melakukan mencontek. Tidak ada yan lebih afektif daripada keteladan pemimpin dan pendidik. Ingat kata – kata bijak “ guru kencing berdiri dan murid kencing berlari “.
Dan yang paling penting adalah kerja keras dari mahasiswa itu sendiri karena Sejarah telah menunjukan bahwa generasi muda/mahasiswa senantiasa memegang peranan penting dalam perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Bagaimana peran seokarno, hatta, dan natsir dalam perjuangan kemerdekaan bangsa indonesia. Kita juga tidak lupa romantika perjuangan generasi’66 yang mengharu biru proses transisi dari orde lama menuju orde baru, dan sejarah pun terulang , soeharto penguasa terlama negeri ini pun ditumbangkan oleh pemuda, terutama mahasiswa generasi’98.
Sehingga mahasiswa ke jalurnya yang benar seperti slogan – slogan yang selama ini melekat pada diri mahasiswa seperti agent of change, iron stock, dll yang tidak hanya menjadi teriakan atau slogan kosong tanpa makna dan realisasinya. Sehingga Mahasiswa dapat menjadi motor penggerak perubahan dalam suatu masyarakat menuju ke arah yang lebih baik.
Hidup Mahassiswa, hidup Bangsa Indonesia.