Hari – hari yang ku lalui mulai terasa kering tanpa arah dan makin jauh
dari jalan kebenaran. Hidupku mulai diliputi kemalangan akibat maksiat yang
kulakukan. Semakin tenggelam dengan kesenangan yang menipu, makin tidak punya
orientasi untuk masa depan, hidup tanpa visi dan misi hanya mengikuti arus yang
berlalu.
Organisasi hanya sebagai pelepas kejenuhan dalam aktivitas rutin,
melakukan semaunya di organisasi jika menguntungkan datang jika dirasa hanya
membawa kelelahan maka tidak dating. Padahal awal keinginan masuk organisasi
ingin menimba sesuatu yang berbeda. Tapi saking banyak kecewa karena hal yang
dinginnkan tidak kesampaian maka endingnya jadi asal – asalan.
Malas itulah teman akrabku, tidak ada teman lebih akrab daripada kata “
malas “. Sehari – hari hanya di isi kegiatan santai tanpa ada beban yang harus
di selesaikan padahal bayak tugas yang menumpuk untuk di selesaikan. Kamar
berantakkan mirip kapal pecah, motor kotor, buku berserakkan di mana – mana,
pakaian belum di cuci serta debu yang ada di setiap sudut kamar.
Teman akrab sebenarnya bukan membawa kita ke dalam keburukkan, tapi
teman akrabku membawa aku makin jauh dari dunia yang selama ini aku jalani. Mencari
teman sejati memang sulit, bagaikan mencari jarum di tumppukkan jerami. Sulit,
benarkah apa memang saya yang menyia – yiakan teman yang berusaha menjadi teman
sejati atau kemampuan untuk menjalin hubungan yang jauh dari kata baik.
Belum lagi ketidakmampuan dalam memanjeman keuangan yang akhiranya tiap
bulan harus defisit, padahal bidang yang digeluti tiap hari adalah menyangkut
masalah keuangan….hmm kok bisa menjadi lemah dalam bidang yang digeluti. Apakah
ini bertanda akan mengalami masa depan yang suram.
Ah itulah diriku selama setahun ini, aku tersadar bahwa semakin
memikirkan kekurangan maka aku akan semakin ketinggalan. Teringat kata – kata “
lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan “, kata lain juga “
langkah besar selalu di awali dengan langkah – langkah kecil” serta nasheed
edcaustik “ jalan masih panjang “ memberikan motivasi jangan terlalu banyak
mengutuk diri sendiri.
Aku tak menyalahkan malas menjadi teman akrabku yang aku salahkan adalah
ketidakmapuan untuk memilih – memilah teman yang cocok untuk menyonsong masa
depan. Aku juga tidak menyalahkan sifatku yang selalu menjadi peragu yang aku
salahkan adalah mengapa aku tidak berusaha menghilangkan sikapku yang membuat
semua pekerjaan menjadi terbengkalai.
Ah lagi – lagi itulah aku…