Oleh : Budi Ribut Seniman*
Akhir tahun 2011
Indonesia menerima kado istimewa dari peringkat dunia karena kemampuan membayar
utang dalam jangka waktu panjang dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalm
jangka menengah. Fitch rating memberikan predikat Invesment grade bagi
indonesia dari BB+ menjadi BBB- yang
berarti indonesia layak untuk diinvestasi oleh investor. Dan hebatnya lagi
predikat tersebut di berikan saat krisis yang melanda zona Eropa dan AS.
Setelah fitch
menyusul kemudian lembaga pemeringkat dunia lainnya yaitu Moody’s juga
memberikan predikat yang sama. Moody’s menaikkan peringkat ditengah perlambatan
pertumbuhan ekonomi di zona eropa bahkan salah satu negara eropa di “ ramalkan
“ menuju negara default yaitu yunani.
Dengan adanya
predikat tersebut berarti indonesia menyokong optimis untuk menerima penanaman
modal yang akhirnya akan membuka lapangan pekerjaan . selain predikat dari dua
lembaga pemeringkat, pertumbuhan ekonomi
indonesia juga menunjukkan hasil yang di tetapkan yaitu tumbuh sekitar 6,1 % dan Inflasi 0, 57 %.
Pekerjaan Rumah
Dalam mengahadapi
tantangan perekonomian ke dapan indonesia harus bisa menyelasaikan pekerjaan
rumah yang masih menumpuk untuk mencegah kehilangan peluang masuknya investor asing ke Indonesia.
Pekerjaan rumah tersebut, pertama,
Korupsi. Kedua, pembangunan
Infrastruktur. ketiga, Kepastian
hukum. Keempat, kualitas SDM.
Pertama, berdasarkan hasil survey Transparcy International Indonesia
saat ini masih menempati ranking ke -100 dari 183 negara. Indonesia masih
bersama Negara seperti Argentina, Benin, Burkina Fasio, Madagaskar, meksiko dan
Tanzania. Sedangkan dalam lingkup ASEAN IPK ( Indeks Presepsi Korupsi )
Indonesia( 3,0 ) masih di bawah Singapura ( 9,2 ), Brunei (5,2 ), Malaysia (
4,3 ) dan tahiland ( 3,4 ).
Kedua, Indonesia masih menempati peringkat ke – 90
dalam hal Infrastruktur. Hal ini dapat dimaklumi karena pembangunan infrastruktur di Indonesia memang di kenal
lambatDengan predikat investment grade yang diberikan oleh dua lembaga pemeringkat
yaitu moody’s dan fitch rating adalah suatu keharusan pemerintah untuk
memperbaiki infrastruktur. pada tahun
2012 adanya harapan baru berupa komitmen pemerintah dalam pembangunan
infrastruktur hal ini selaras dengan yang disampaikan pemerintah dalam MP3EI.
Ketiga, Banyak kasus Perebutan lahan yang terjadi di
Indonesia seperti yang terjadi di Bima dan Mesuji, ini adalah salah satu bentuk
belum adanya kepastian hukum di Indonesia. Untuk menjamin masuknya investor
Asing ke Indonesia harus bisa memberikan kepastian hukum terhadap para
Investor.
Keempat, Berdasarakan laporan UNDP IPM ( Indeks
Pembangunan Manusia ) pada tahun 2011 Indonesia masih di Bawah Negara – Negara
seperti Malaysia, China, Thailand dan Philipina. Walaupun pada tahun 2011 IPM
Indonesia Meningkat menjadi 0,617 atau 1,23 %.
Untuk meningkatkan IPM Indonesia, pemerintah harus meningkatkan program – program bagi
peningkatan kualitas manusia Indonesia. Baik melalui program – program
pendidikan atau pelatihan.
Mental Bangsa
Predikat investment grade, pertumbuhan ekonomi, dan lainnya satu sisi
menimbulkan optimism dan di sisi lain juga menimbulkan pesimisme. Optimis
karena ada perbaikkan citra Indonesia di mata dunia internasional, serta ada
buktinya bahwa reshuffle yang di lakukan oleh presiden tidak sia –sia walaupun
masih belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Pesimisme juga turut ikut serta
dengan kemajuan tersebut, ketidakmampuan pemerintah dalam menerapkan
berbagai kebijakkan dan masih banyaknya kasus hukum yang belum selesai di
negeri ini membawa dampak tersendiri.
Dan yang paling berat adalah mental bangsa ini yang mulai menunjukkan
mental “ Inlander “. Dengan menanggapi berbagai tantangan dari bangsa luar.
Menurut penulis, kemajuan dalam bidang ekonomi ( predikat investment grade
) hanyalah sebagai ujian mental apakah bangsa ini mampu memandang positif
kesempatan ini atau kesempatan ini di sia – sia kan dengan terus menjadi bangsa
yang Inlander.
Jadi harus ada kesatuan untuk membangkitkan ekonomi bangsa ini kembali
dengan kerjasama semua elemen masyarakat dan pemerintah. Tanpa itu bangsa ini
akan selalu ketinggalan dari bangsa lain.