“Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya…” (Al-Baqarah: 286).
Semua dari kita mungkin
kebanyakan kita sudah mendengarkan ayat
tersebut diatas. Yang sedikit banyak tafsirannya berbunyi “ Allah akan memberi
beban sesuai dengan kemampuan hambanya dan tidak beban tersebut tidak akan
melebihi kemampuan hambanya “. Saya teringat terhenyak saat jum’atan
mendengarkan ayat tersebut dibacakan oleh khotib. Yang membuat saya terhenyak
adalah selama ini saya merasa beban saya terlalu berat untuk saya pikul. Dan
terkadang menyalahkan keadaan.
Padahal setelah saya pikir –
pikir menyalahkan keadaan juga tidak akan menyelesaikan maslah malah akan
tambah masalah baru yang lain. Dan saya merenungi kembali ayat tesebut ternyata ada banyak
kekurangan yang saya alami dalam memahami ayat tesebut. Kekurangan yang membuat
saya tidak yakin dengan ayat tersebut adalah .
- .
Tidak pernah yakin 100% bahwa Allah membantu
hamba – hambanya yang sedang kesulitan.
- . Tidak menunaikan amalan – amalannya yang
diperintahkan Allah dengan baik.
- . Masih suka malas – malasan sehingga hampir
menyebabkan futur.
- . Tidak punya visi dalam hidup sehingga dekat
kepada Allah saat butuh saja, padahal kita selalu butuh kepada Allah dalam
melaksanakan berbagai aktivitas.
- . Masih sering mengikuti hawa nafsu yang
padahal sudah tahu salah tapi tetap saja diikuti atau dengan kata lain bermaksiat
kepada Allah.
- . Cepat berpuas diri dengan capian – capian yang
kecil.
Nah masih banyak yang lain
yang membuat kita terkadang kurang yakin dengan ayat – ayat Allah sehingga
masih sering menyalahkan keadaan padahal kita jarang mengoreksi diri sendiri. Dan
menurut saya pribadi semakin besar cobaan maka semakin besar kebaikkan yang
akan kita dapat. Nah kunci untuk percaya kepada setiap ayat – ayat Allah adalah
memiliki motivasi keimanan yang kuat dan terus belajar hingga ke liang lahat.
Dengan memiliki motivasi
keimanan kita akan terus memperbaharui keimanan kita setiap saat dan rasa futur
akan menyingkir dengan sendirinya walupun tidak bisa dihilangkan. Dan belajar
terus menerus akan mengahalangi kita dari rasa bosan yang berkepanjangan karena
kita menemukan banyak hal baru dalam belajar.