Masih teringat jelas dalam benak kita
bagaimana pemilu 2009 yang dimenangi dengan mudah oleh pasangan SBY –
boediono hanya dengan satu putaran, pasangan tersebut mampu mengalahkan
lawan – lawan politiknya. padahal kita juga tahu Partai demokrat
merupakan Partai yang lahir dari rahim reformasi. Partai demokrat bukan
partai masa lalu bentukan orde baru, kendati personelnya banyak juga
lompatan dari partai reformasi.
Dalam partai pimpinan SBY terdiri dari berbagai kelompok kepentingan
yang berkomitmen melakukan perubahan. Kemenangan PD sangat fenomenal
semula sekitar 7,45% di tahun 2004. Tapi di tahun 2009 melakukan
lompatan besar mencapai perolehan dukungan tiga kali lipat suara hingga
bisa mengalahkan seniornya, Partai Golkar & PDIP sekitar 20%.
Kemenangan Partai demokrat dalam pemilu 2009 menunjukan bahwa indeks
kepercayaan kepada pasangan presiden SBY – Boediono sangat besar. Yang
sebelumnya SBY juga telah menjabat sebagai presiden berpasangan dangan
Yusuf Kalla. Dari kalnangan masyarakat sendiri banyak harapan yang
tersemat dalam pemerintahan SBY yang rindu akan kesejahteraan dan
perbaikkan kualitas hidup.
Namun, hanya dalam hitungan bulanan, situasi itu berubah sangat
cepat. Ketidakmampuan SBY merespon desakan publik untuk menghentikan
proses hukum Bibit-Chandra, menertibkan institusi penegak hukum korup,
dan memberi penjelasan memadai soal skandal century, membuat popularitas
SBY-Budiono merosot tajam.
Ketidakpercayaan ini berhasil mengikis posisi hegemonik pemerintahan
SBY – Boediono. Pada kenyataannya, murid-murid terbaik dan paling setia
mereka justru tersangkut paut dalam skandal perbankan yang berbau
kriminal. Sementara SBY-Budiono, yang sempat melejit dengan isu
pemerintahan bersih, kini terdegradasi karena disangka melindungi
koruptor dan penegak hukum nakal.
kasus mafia hukum, gayus tambunan, kasus karoupsi yang tak kunjung
selesai dan jelas upaya pemberntasannya berkontribusi besar mengkoreksi
kepuasaan masyarakat, belum lagi mengenai kasus yang terbaru mengenaai
TKW yang mengalami nasib tragis dan pemerintahan terlihat lamban dalam
melakukakan antisipasi sehingga menewaskan TKW kita yang ada di arab
saudi.
Makin banyak elit yang tidak puas dengan kinerja SBY. Demikian pula
dengan kalangan intelektual, yang pada periode lalu begitu sungkan
mengeritik SBY, kini menjadi pengeritik - pengeritik yang cukup pedas.
Mulai dari kritik sejumlah tokoh lintas agama yang mempublikasikan
kebohongan pemerintahan SBY, kemudian menyusul pemberitaan dua media
Australia, The Age dan The Sedney Morning Herald, bahwa ada penyalah
gunaan wewenang oleh SBY dan sejumlah elit di ring satu Istana.
Dari Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Pada
taggal 1-7 Juni 2011 yang dirilis pada hari minggu mencatat, masyarakat
yang puas dengan kepemimpinan SBY sebesar 47,2 persen. Tingkat kepuasan
kinerja SBY menurun 9,5 persen dibandingkan awal tahun. Survei bulan
Januari mencatat tingkat kepuasan masyarakat mencapai 56,7 persen.
Tingkat kepuasan atas kinerja SBY itu di kalangan responden yang
berlatar belakang pendidikan tinggi 39,5 persen, pendidikan SLTA 44,1
persen, pendidikan SLTP 50,3 persen, dan pendidikan SD 54,0 persen.
Tingkat kepuasan publik atas kinerja SBY di bidang ekonomi pada Juni
2011 mencapai 35,7 persen, di bidang politik (33,9 persen), di bidang
penegakan hukum nasional (33,1 persen), dan di bidang keamanan nasional
(14,9 persen).
Di atas kertas, seharusnya pemerintahan SBY sangat kuat, karena ada
78,3 persen dukungan berdasarkan kalkulasi ideal jika semua pemilih
dari partai koalisi tetap loyal dan mendukung pemerintahan SBY. Koalisi
awal terdiri dari Demokrat, PPP, PKS dan PKB serta PAN berarti besar
dukungan 56 persen, kemudian menyusul Golkar yang bergabung -pasca
kemenangan Abu Rizal Bakri sebagai Ketua Umum- sehingga SBY mendapat
tambahan suara 22 persen.
Jadi seharusany dengan kekuatan politik tersebut pemerintahan SBY
dapat melakukan kinerja yang lebih baik, tidak hanya melakukan politik
pencitraan yang tidak mempunyai dampak terhadap perubahan kesejahteraan
masyarakat dan perbaikkan bangsa. Dan untuk mengembalikan kepercayaan
masyarakat pemerintahan SBY harus mampu menyelesaikan kasus yang
terjadi belakangan ini, seperti, kasus nazaruddin & nunun yang
berada diluar negeri sampai sekrang tidak pulang – pulang ke tanah air
untuk diperiksa atas kasus korupsi serta kejelasan dalam penanganan
kasus ratusan TKI yang terancam hukuman mati di luar negeri.
Dan sebagai pemimpin bangsa ini seharusnya SBY tagas dalam mengambil
keputusan, jangan tebang pilih. sehingga bangsa yang besar ini mempunyai
posisi tawar yang tinggi di hadapan masyarakat luar negeri, dan di
negeri sendiri pemerintahan ini dicintai oleh masyarakatnya. dan yang
terpenting bagi pemerintahan SBY adalah jika tidak ada perbaikkan yang
benar - benar nyata dirasakan masyrakat dalamperubahan masa depan
bangsa ini mungkin saja akan tejadi " reformasi jilid II"