Pablan UMS- sabtu ( 2/07 ) dengan semangat inteleksualitas dan advokasinya, mahasiswa – mahasiswa itu berkumpul untuk membahas sebuah permasalahan yang sedang menimpa masyarakat solo serta menyatukan visi – misi dalam gerak ke depan. Mereka adalah para pengurus BEM dari lintas universitas se-Surakarta yang berkumpul di Universitas Muhammadiyah Surakarta guna mendiskusikan berbagai kasus dan salah satunya mengenai kasus mengenai pabrik es Saripetejo .
Pertemuan itu dimulai pukul 14.00 di gedung J fakultas Tehnik kampus 2 UMS, yang dibawakan oleh menteri dalam negeri Tri wahyuni sebagai MC. Acara tersebut sendiri dihadiri oleh 6 BEM dari seluruh BEM yang ada di Surakarta, BEM UMS, BEM Politama, BEM UNS, BEM AUB, BEM UKS dan BEM USAHID dan dihadiri oleh ± 30 orang dari utusan masing – masing universitas.
Setelah pembukaan acara dilanjutkan sambutan oleh presiden BEM daulat mahasiswa, thohar muchlasin. Dalam sambutannya presiden BEM UMS mengajak agar pemuda kembali kepada porosnya yang benar yaitu menjadi agent perubahan dan intelektualitas – rasionaitas sehingga pemuada khusunya mahasiswa agar dapat menjadi problem solver atas problem yang di hadapi oleh bangsa ini.
Setelah sambutan acara dilanjutkan mengenai inti dari pertemuan sore tersebut yang dibawakan oleh menteri luar negeri BEM UMS, Nurdyn Bachtiar sebagai moderator. Acara intinya mengenai forum – forum diskusi lintas unversitas yang telah lama hilang dalam tradisi intelektual mahasiswa di tingkat perguruan tinggi dan membahas mengenai kasusu pabrik ES sari petejo dari sudut pandang mahasiswa.
“ saya sangat senang sekali atas pertemuan sore hari ini, pertemuan yang telah lama hilang darI tradisi kita sebagai mahasiswa dan pertemuan kita kali ini juga akan diisi mengenai bagaimana cara mahasiswa memberikan solusi terhadap problemtika masyarakat solo terhadap konflik pembangunan mall, terlepas dari sudut pandang internal partai politik antara walikota dan gubernur jawa tengah,” papar presiden BEM UMS.
Pemaparan pertama disampaikan oleh teman – teman dari BEM UNS yang sebelumnya telah adanya pengkajian mendalam mengenai kasus saripetejo karena BEM UNS telah mengundang para pakar untuk pengkajian kasusu tersebut, sehingga mempunyai cara pandang terhadap masalah dari berbagai sudut pandang, misalnya sudut pandang otonomi daerah, budaya, sosial, AMDAL serta ekonomi.
Setelah pemaparan dari teman – teman UNS diadakan diskusi mengenai langkah mahasiswa untuk menindaklajuti konflik tersebut. Hasil dari diskusi panjang tersebut adalah adanya aksi pada hari selasa(5/07) pukul 09.00 sampai selesai. Hasil sementara Aksi akan dipimpin oleh amin wamenlu BEM UMS sebagai Koordinator lapangan.
Acara tersebut ditutup dengan pembagian contac person seluruh peserta yang datang untuk memudahkan komunikasi antar univesitas serta memantapkan ide untuk aksi yang akan disampaikan pada rapat berikutnya di USAHID hari senin ( 4/07 ) pukul 16.00 yang dipimpin oleh BEM USAHID.