Oleh : Budi Ribut Seniman
Ada kata menarik yang selalu diucapakan oleh kader –
kader KAMMI kom.Al-fath ketika masuk dalam ruang pengambil kebijakkan di kom. “
di KAMMI itu berat karena memimpin para pemimpin “ atau dengan kata lain Memimpin
di KAMMI itu semua anggotamya adalah pemimpin atau calon pemimpin.
Kalau menurut saya pribadi ada dua kemungkinan dalam
memimpin para calon pemimpin. Pertama, organisasi tersebut akan menjadi organisasi yang besar
dengan segala kehebatannya karena didalam organ tersebut berisis para pemikir
dan penggerak.
Kedua,
organisasi itu tidak akan berkembang dengan baik jika para elit organ tersebut
tidak mengetahui cara melakukan calaon pemimpin agar tiap calon menemukan bakat
kepemimpinananya, bukannya berkembang tetapi malah menuju ke arah kehancuran
karena adanya ego –egokuat antar pribadi yang tidak dapat dileburkan ke arah
kebijakkan teknis organisasi.
Contoh sederhana, ketika ada seruan aksi jalanan/
demonstrasi, maka kita sebagai pimpinan terkadang hanya berpositif thinking
dengan hanya sms semua kader kita akan berangkat untuk demo. Positif thinking tetapi juga harus disertai dengan Aksi berupa
ajakan, rayuan, dll.
Semua anggota yang direkrut ke dalam KAMMI tidak
semua mengenal demo, ada kader yang masuk karena ajakan, ikut –ikutan atau
penasaran apa yang ada di dalam organ KAMMI. Dan kita sebagai pimpinan perlu
sedikit rayuan, ajakan, atau sedikit paksaan untuk dapat ikut aksi.
Suri
tauladan
Suatu hari Gandhi didatangi seorang ibu. Ia
mengeluhkan kebiasaan anaknya yang tidak dapat berhenti makan permen. Ia
meminta orang bijak untuk menasehati anaknya dan menyuruh anaknya berhenti
makan permen.
Bukannya menasehati, Gandhi menyuruh sang ibu
kembali beberapa hari kemudian. Sang ibu yang kebingungan bertanya –
tanya mengapa untuk menasehati anaknya saja Gandhi harus menunggu beberapa hari
akhirnya nurut.
Akhirnya Gandhi menasehati s ang anak untuk berhenti
makan permen. Setelah itu ibu ini bertanya kepada Gandhi, mangapa ia harus
menunggu berhari – hari untuk menasehati anaknya?jawab Gandhi sederhana.
Untuk
menasehati anak agar berhenti makan
permen,maka orang yang menasehati juga harus berhenti makan permen. Karena
itulah, Gandhi mencoba berhenti makan permen agar menasehati sang sanak untuk
tidak makan permen itu lagi.
Pelajarannya? Pemimpin harus bisa memberi contoh dan mempengaruhi, tidak hanya sekedar memberi perintah. Pemimpin tidak akan
berhasil membujuk anggotanya melakukan aksi jalanan jika ia sendiri tidak
pernah berangkat aksi. untuk melakukan perlu pengorbanana dari pemimpin dan
butuh waktu yang tidak sebentar.
Bagaimana mungkin pemimpin berniat melakukan
perubahan jika ia sehari – hari masih berkutat dengan kepribadiannya sendiri (
sibuk dengan kuliah, bisnis, atau yang lainnya) dan tidak menghiraukan kader.
Jikapun memperhatikan itu hanya sekedar formalitas belaka.
Yang kita butuhkan adalah pemimpin yang memberi contoh. Jika anda ingin orang lain tidak bermalas – malasan dalam
berorganisasi, maka kita sendiri jangan sampai malas. Jika anda ingin orang
lain bersikap baik kepada anda, maka anda sendiri harus bersikap baik kepada
orang lain. Karena satu tindakan lebih menggema dari seribu peryataan.
kajian masih jauh dari kata sempurna dan belum komprehensif, masukan dan kritikan sangat dibutuhkan untuk melakukan perubahan yang dinantikan dan dipercaya.